Kebakaran di TPA Jatiwaringin, Cuaca Panas atau Kesengajaan

bantenpro.id – Api dan asap dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin, Kabupaten Tangerang, membuat ketidaknyamanan bagi warga sekitar. Insiden kebakaran ini telah berlangsung selama sebulan. Meskipun pemerintah mengeklaim kebakaran ini disebabkan oleh cuaca panas, penduduk setempat menduga ada unsur kesengajaan di baliknya.

Saat bantenpro.id mengunjungi TPA Jatiwaringin pada Jumat (22/09/2023), sejumlah titik api masih terlihat menyala di gunung sampah itu. Asapnya terus menyelimuti kawasan tersebut hingga masuk ke pemukiman warga.

Warga setempat, Ririn (40) merasakan dampak buruk asap tersebut. Dia mengeluhkan sakit tenggorokan dan mata perih yang dialami oleh keluarganya. “Tenggorokan sakit, mata perih,” keluhnya.

Ririn menyebut asap sudah menyelimuti daerah tersebut sejak Agustus lalu. Warga telah memprotes pengelola TPA. Namun, belum ada perubahan yang signifikan.

Erpan (41), warga lainnya, mengungkapkan anaknya yang berusia 6 tahun sering sakit akibat terpapar asap kebakaran. Dia bahkan tidak mengizinkan anaknya bermain di luar rumah.

Warga lain, Muslika (42), yang telah tinggal di dekat TPA Jatiwaringin selama dua tahun, mengaku menyesal tinggal di sana. Dia sering melihat aktivitas pembakaran sampah oleh pemulung atau petugas di TPA. Bahkan di tempat pembuangan sampah ilegal di sekitar lokasi.

Muslika berharap agar aktivitas TPA, baik legal maupun ilegal, dapat dihentikan segera, termasuk praktik pembakaran sampah.

Baca Juga :  TPA Rawa Kucing Terbakar Lagi

“TPA harusnya dipindah. Saya berharap tempat sampah pindah, asap menghilang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat, mengonfirmasi bahwa kebakaran di TPA Rawa Kucing telah berlangsung hampir satu bulan dan belum sepenuhnya teratasi.

BPBD telah berupaya melakukan pemadaman di TPA Jatiwaringin sejak awal bulan September dengan satu unit mobil dan enam personel pemadam kebakaran.

Menurut Ujat, kebakaran di TPA Jatiwaringin dipicu oleh cuaca panas yang memicu gas metan di tumpukan sampah. Meskipun petugas telah berusaha dengan mencampurkan air dengan wipol untuk menyemprot titik api, cuaca panas membuat pemadaman menjadi kurang efektif.

Kendala lainnya adalah pasokan air yang terkontaminasi di kawasan TPA Jatiwaringin. Penggunaan air tersebut dapat merusak mesin pompa air alkon yang digunakan dalam pemadaman. (mst)