Kota Tangerang Belum Ada SMA Inklusi, Difabel Diarahkan Masuk Sekolah Umum

bantenpro.id  –  SMA dan SMK negeri dengan kelas inklusi belum terwujud di Kota Tangerang. Pemerintah Provinsi Banten mengarahkan siswa berkebutuhan khusus lulusan SMP agar bersekolah di SMA/SMK yang tersedia.

Saat ini, siswa berkebutuhan khusus yang ingin bersekolah di jenjang SMA/SMK negeri bisa mendaftar melalui mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang bakal dibuka dalam waktu dekat.

Hal ini disampaikan Pengawas Sekolah Khusus (SKh) pada Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Wilayah Kota Tangerang Nani Wiratni, Selasa (09/05/2023).

Menurut Nani, seluruh SMA/SMK yang dikelola Pemerintah Provinsi Banten diwajibkan menerima siswa berkebutuhan khusus.

“Semua sekolah itu sudah harus terbuka menerima siswa berkebutuhan khusus dari SMP untuk ke SMA/SMK negeri,” kata Nani kepada bantenpro.id.

Meski begitu, Nani mengakui saat ini SMA/SMK negeri di Kota Tangerang belum siap menerima siswa berkebutuhan khusus. Banyak faktornya. Mulai dari infrastruktur yang belum tersedia hingga sumber daya tenaga pengajar yang belum siap.

“Jadi memang itu harus didukung juga oleh sarana prasarana. Ketika sekolah menyatakan sekolah inklusi, itu disesuaikan infrastrukturnya,” jelasnya.

Saat ini, kata Nani, Dindikbud Banten tengah memikirkan kesiapan itu menjelang penerimaan murid baru. Pembahasan masih digodok.

Nani berujar, pihaknya akan menyediakan infrastruktur penunjang dan tenaga pengajar yang dibutuhkan pada sekolah inklusif.

Baca Juga :  Kelas Inklusi Belum Terwujud, Pemprov Disarankan Beri Subsidi SKh Swasta

“Pernah dibahas dengan Pak Kadis juga, mungkin bertahap ya pemenuhannya (fasilitas),” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Tangerang Eni Nurhaeni meminta Pemprov Banten segera menyediakan sekolah dengan kelas inklusi.

Menurutnya, Pemkot Tangerang pernah merekomendasikan pendirian SKh di Kota Tangerang. Namun, upaya itu belum mendapatkan tindak lanjut.

Kata Eni, jika sekolah khusus belum bisa diwujudkan, paling tidak sekolah umum yang ada dijadikan tempat belajar yang ramah bagi difabel.

“Kami berharap secepatnya (diwujudkan) supaya nanti anak-anak kami yang lulus ada wadahnya, ada tempatnya, begitu,” ujar Eni. (mst)