Korban Kebakaran Panjat Pagar Rel Kereta, Hanya Bisa Selamatkan Baju yang Melekat di Badan

bantenpro.id – Kebakaran hebat yang terjadi di permukiman padat Jalan Sohib Abdul Aziz, Kelurahan Suka Asih, Kota Tangerang, Kamis (24/11/2022) malam menyisakan cerita pilu bagi para korbannya. Mereka harus melihat harta benda kesayangannya hangus terbakar.

Salah satunya seorang ibu bernama Diah. Meski tampak tegar, perempuan berusia 43 tahun ini terlihat terus melihat sisa puing bangunan rumah yang disewanya yang kini hangus porak poranda. Sementara anaknya terlihat mengumpulkan sisa-sisa bekas perabotan rumah yang terbakar.

Dian berkisah saat kejadian dia sedang berada di dalam rumah. Di rumah yang dia sewa bulanan itu ada tiga orang. Selain dirinya, ada sang suami dan anaknya. Diah yang mengidap penyakit diabetes sedang berbaring di kasur. Sebelum kebakaran terjadi, listrik di rumah padam.

“Awalnya saya mengira itu saya belum bayar listrik,” kata Diah kepada bantenpro.id, Jumat (25/11/2022).

Selang berapa menit setelah listrik padam, Diah mendengar sayup teriakan warga. Pada saat itu Diah dan keluarganya belum sadar telah terjadi kebakaran.

Suami Diah berinisiatif mengecek ke luar rumah. Ternyata di luar sana warga lainnya sedang panik menatap api yang kian membesar dan merembet ke bangunan lainnya.

Diah yang sedang berbaring sakit itu pun kaget setelah mendengar kabar tersebut. Dengan dibantu anaknya, dia bangkit dari tidurnya. Suasana gelap gulita membuat Diah dan sekeluarga panik. Tak sempat mereka menyelamatkan barang-barang berharganya. Hanya pakaian yang melekat di badan.

Baca Juga :  Total Rumah Terbakar di Suka Asih Tangerang 18 Unit

Letak rumah keluarga itu berada di tengah permukiman. Untuk keluar dari permukiman itu, Diah dan sekeluarga harus melewati sebuah gang kecil dengan lebar 1 meter dan panjang 10 meter. Sialnya, gang kecil yang terhimpit oleh rumah warga itu sudah dipenuhi kobaran api.

“Itu gelap gulita, sudah enggak bisa melihat lagi kita, enggak sempat menyelamatkan barang di rumah,” jelasnya.

Akhirnya Diah dan sekeluarga terpaksa memanjat pagar pembatas antara permukiman dengan lintasan kereta api. Pagar besi itu memiliki tinggi 2 meter.

Dengan jalan terpatah-patah, Diah dibopong oleh anaknya. Sangat sulit bagi Diah untuk memanjat pagar pembatas. Setelah berhasil melompati pagar, kondisi Diah semakin parah. Kakinya terbentur pagar hingga menimbulkan luka.

Dia menceritakan, api itu sangat cepat menyambar bangunan lainnya. Telat sedikit Diah menyadari kejadian kebakaran itu, mungkin dirinya sudah lagi tak bernyawa. Kini Diah dan keluarganya mengungsi ke rumah kerabatnya yang tak jauh dari lokasi kebakaran. (mst)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *