12 Kasus Sakit Ginjal di Banten, 8 Anak Meninggal

bantenpro.id – Dinas Kesehatan Provinsi Banten mengidentifikasi ada 12 anak mengalami gagal ginjal akut di wilayahnya. Delapan di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan 12 kasus itu tersebar di empat wilayah. Rinciannya, 4 kasus di Kota Tangerang, tiga diantaranya meninggal dunia dan satu orang lainnya masih dalam perawatan.

Kemudian di Kabupaten Tangerang terdapat 6 kasus yang di antaranya 4 meninggal dunia dan 2 sudah sembuh. Selanjutnya di Kota Tangsel yakni 1 kasus sembuh. Sedangkan Cilegon dengan 1 kasus meninggal.

“Kita ada 12 kasus di Banten ini, 6 kasus meninggal dunia, 5 kasus sudah sembuh dan 1 kasus masih dalam perawatan,” kata Ati dalam keterangannya yang diterima bantenpro.id, Selasa (25/10/2022).

Ati menyebut, 12 kasus gagal ginjal itu didominasi oleh pasien anak di bawah umur.

Untuk menanggulangi kasus yang melonjak, Ati telah meminta Dinas Kesehatan di kabupaten/kota serta fasilitas kesehatan untuk menyetop peredaran obat jenis sirup yang telah dilarang Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

“Kemarin sudah ada beberapa ekspose dari BPOM, ada 133 jenis sirup yang aman untuk dikomsumsi jika sesuai dengan dosisnya. Tapi ada juga yg tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung 3 zat berbahaya,” jelasnya.

Meski demikian, Ati mengimbau para orangtua yang memiliki anak balita untuk tidak panik menghadapi fenomena gagal ginjal akut ini.

Baca Juga :  Balita Diberi Obat Kedaluwarsa, Anggota Dewan Minta Pemkot Reformasi Puskesmas

Dia menyarankan orang tua dapat mengawasi kondisi daya tahan tubuh anak agar tetap terjaga dengan mengonsumsi vitamin dan gizi yang seimbang.

Jika sang anak mengalami gejala sakit, orang tua diminta untuk tidak mengonsumsi obat-obatan yang dijual di warung tanpa resep dokter.

“Jangan langsung melakukan pengobatan dengan beli obat di warung. Tapi biasakan berobat ke faskes, serahkan kepada dokter, biar dokter yang nanti memberikan apa yang harus diberikan kepada pasien anak itu,” jelasnya. (mst/bpro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *