Organda Umumkan Tarif Angkutan Naik Rp1.000, Sopir Bilang Kurang

bantenpro.id – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangerang menetapkan tarif angkutan umum naik 17 persen atau setara Rp1.000. Kesepakatan itu dihasilkan dari rapat koordinasi antara Organda Kota Tangerang dengan Dinas Perhubungan (Dishub) setempat Senin (05/09/2022).

Ketua Organda Kota Tangerang Edi Faisal Lubis mengatakan, besaran kenaikan mencapai 17 persen itu sudah hitungan maksimal. Persentase tersebut tidak disesuaikan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Melainkan, dicocokan dengan kenaikan harga suku cadang kendaraan.

“Kenaikan BBM itu 30 persen, ternyata kalau dinaikkan 30 persen, BBM nya enggak ngangkat kenaikannya. Maka disesuaikan dengan segala keterkaitan kenaikan onderdil,” kata Edi kepada bantenpro.id, Senin (05/09/2022).

Namun, kata Edi, tarif tersebut dikecualikan untuk penumpang pelajar dan penumpang jarak dekat.

“Karena pelajar memang separuh dari tarif biasanya. Selama ini kita mengecualikan pelajar,” ucapnya.

Selain itu, Organda juga tengah mengajukan permohonan kestabilan dan tidak ada pemangkasan subsidi BBM untuk angkutan umum.

Karenanya, Edi meminta agar para pengemudi angkutan umum tidak melakukan tindakan gejolak sosial. Apalagi sampai aksi mogok kerja.

Sementara salah seorang sopir angkutan kota (angkot) 03 rute Pasar Anyar-Serpong, Ramdan menilai kenaikan tarif angkutan ini kurang tepat. Dia bilang kenaikannya terlalu kecil dan tak cukup menutupi beban setoran kepada pengusaha angkot tempatnya bekerja. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan BBM.

Baca Juga :  Lebih Penting dari Motif Sambo, Siap-Siap Harga BBM Naik

Ramdan merinci, beban setor yang wajib diserahkan per harinya Rp150 ribu. Kemudian dia juga harus mengocek pendapatan per harinya sebesar Rp200 ribu untuk mencukupi kebutuhan BBM per harinya sebanyak 20 liter. Beban total dalam satu hari sebesar Rp350 ribu.

Sedangkan menurutnya dengan menaikkan tarif dari Rp10 ribu menjadi Rp11 ribu untuk perjalanan Pasar Anyar-Serpong maupun sebaliknya, total pendapatan yang diperoleh Ramdan berkisar Rp400 ribu. Artinya, Ramdan hanya membawa pulang Rp50 ribu per hari.

“Kalau naiknya cuma Rp1.000, mana cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur kita, apalagi kalau tarif untuk pelajar itu kita kurangin dan belum lagi kalau penumpang yang jarak dekat, kan bayarnya enggak segitu (sesuai tarif),” kata Ramdan kepada bantenpro.id.

Seharusnya, menurut Ramdan, kenaikan tarif ditambah disesuaikan dengan harga BBM. Sebab, kebutuhan utama untuk mengangkut penumpang ialah bensin.

“Seharusnya lebih dari Rp1.000 lah. Kalau sebelumnya kita tarikin tarif Rp10 ribu, ya jadi Rp15 ribu seharusnya,” jelasnya. (mst/bpro)

Writer: Sultan Tanjung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *